Aku
kamu dan dia, menjadi peran utama
dalam fikiranku. Kedekatanku selama ini denganmu hanya menjadi tanda
tanya besar bagi sebagian orang yang masih saja sibuk mengurusi hidup kita,
aku dan kamu. Jujur saja, kedekatanku dengamu selama ini hanya
menyulitkan ku untuk menjauh darimu. Menjauh dari semua angan dan
bayangan dirimu. Ketulusan? apa yang kusebut ketulusan disini sulit
untuk di deskripsikan. Aku sayang namun aku tak pernah menuntut untuk
memiliki kamu seutuhnya. Walaupun tak munafik sih, semuanya juga tahu
kalau aku ingin sekali memiliki seutuhnya. Tapi aku hanya diam.
Kamu?
yang selama ini kupertahankan, kuperjuangkan dengan setulus hati. Tapi,
kamu selalu bercerita tentangnya kepadaku, aku hanya tersenyum
mendengarkan setiap detail ceritamu tentangnya. Cerita bahagia, maupun
cerita dukamu tentangnya kamu ceritakan sepenuhnya, kamu mengadu
padaku. di balik senyumku selama ini hatiku remuk, seperti di
remas-remas rasanya. Nyesek gaada obat:]x tapi tetep aja. Aku tulus
ngejalanin ini semua.
Nah,
Keikhlasan? InsyaAllah aku ikhlas liat kamu bahagia terus, walau bukan
sama aku. Munafik emang kedengerannya. Tapi aku lagi belajar, aku
belajar jadi orang yang tersenyum saat kamu tersenyum. Perih sih,
nyelekit sih iya. Tapi aku coba buat jalanin proses keikhlasan. Ikhlas
menerima semuanya. Bismillah:)