Minggu, 17 Juli 2016

Mana yang lebih sulit dari belajar sebuah ketulusan atau keikhlasan? Menurutku keduanya sama namun lebih sulit untuk belajar yang namanya ilmu ikhlas. Ini yang kujalani saat ini, aku sayang dengan dia. Dia, lelaki yang selama satu tahun tujuh bulan ini selalu mengisi setiap lembaran kisahku setiap harinya.

Aku kamu dan dia, menjadi peran utama dalam fikiranku. Kedekatanku selama ini denganmu hanya menjadi tanda tanya besar bagi sebagian orang yang masih saja sibuk mengurusi hidup kita, aku dan kamu. Jujur saja, kedekatanku dengamu selama ini hanya menyulitkan ku untuk menjauh darimu. Menjauh dari semua angan dan bayangan dirimu. Ketulusan? apa yang kusebut ketulusan disini sulit untuk di deskripsikan. Aku sayang namun aku tak pernah menuntut untuk memiliki kamu seutuhnya. Walaupun tak munafik sih, semuanya juga tahu kalau aku ingin sekali memiliki seutuhnya. Tapi aku hanya diam.
Kamu? yang selama ini kupertahankan, kuperjuangkan dengan setulus hati. Tapi, kamu selalu bercerita tentangnya kepadaku, aku hanya tersenyum mendengarkan setiap detail ceritamu tentangnya. Cerita bahagia, maupun cerita dukamu tentangnya kamu ceritakan sepenuhnya, kamu mengadu padaku.  di balik senyumku selama ini hatiku remuk, seperti di remas-remas rasanya. Nyesek gaada obat:]x tapi tetep aja. Aku tulus ngejalanin ini semua.
Nah, Keikhlasan? InsyaAllah aku ikhlas liat kamu bahagia terus, walau bukan sama aku. Munafik emang kedengerannya. Tapi aku lagi belajar, aku belajar jadi orang yang tersenyum saat kamu tersenyum. Perih sih, nyelekit sih iya. Tapi aku coba buat jalanin proses keikhlasan. Ikhlas menerima semuanya. Bismillah:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar